Kamis, 24 April 2014

Cara Inovatif Mengelola Waktu (4)


Waktu adalah anugerah Tuhan yang luar biasa. Allah telah memberikan setiap orang jangka waktu hidup yang terbatas untuk digunakan dalam kebaikan untuk mendapatkan ridha Allah. Hidup sangat terbatas dan singkat. Sehingga, untuk memastikan kebahagiaan dunia akhirat, orang mukmin harus membuat rencana untuk dirinya, menentukan prioritas, dan menjauh dari segala hal yang dapat memberi pengaruh negatif pada rencana tersebut.

Musik dan Efek Negatifnya

Setelah berpengalaman dengan musik selama bertahun-tahun, saya menyadari bahwa mendengarkan lagu itu menyia-nyiakan waktu. Saya telah menghabiskan masa 3 tahun dengan musik dengan alasan “ia dapat menghaluskan jiwa” jadi saya menghabiskan 10 jam memutar dan mendengar musik dan terkadang terpengaruh. Menurut saya mendengarkan musik adalah makanan jiwa, seperti yang orang katakan, tetapi setan senang dan memperindah cara ini. Kemudian saya meninggalkan musik karena Allah, dan perkataan Rasulullah mempunyai dampak yang sangat besar dalam perubahan ini. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah mengganti untuknya dengan sesuatu yang lebih baik.” Allah telah mengganti untuk saya dengan Al-Quran, saya telah menghafalnya tanpa upaya yang berat.

Musik berhubungan dengan bangkitnya perasaan dan berbagai emosi. Manusia tidak bisa mengendalikan “konsumsi musik”. Kita tidak bisa hanya mendengarkan musik, tapi juga akan merambah untuk mendengarkan penyanyinya, dan terpengaruh oleh mereka dan kata-kata mereka. Seperti alkohol, seseorang tidak bisa mengendalikan penyalahgunaan alkohol. Pada mulanya ia minum sedikit, tapi seiring berjalannya waktu menjadi kecanduan alkohol. Juga, merokok tidak bisa dibatasi dalam jumlah sedikit, melainkan ia akan berkembang menjadi kecanduan. Itulah pentingnya berhenti merokok, musik, dan melihat sesuatu yang haram, Allah akan membantu kita melakukannya, asalkan kita melakukannya hanya demi Allah.

Permohonan adalah Cara Tersingkat Untuk Menghemat Waktu

Pernahkah kita menanyakan diri kita sendiri mengapa Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan dalam segala hal, di pagi hari, malam, sebelum dan sesudah makan, ketika masuk pasar? Serta mengapa rasa kedekatan seseorang dengan Allah dalam setiap saat membuat ia lebih yakin terhadap dirinya sendiri dan lebih mampu membuat keputusan yang benar?

Contohnya, para pemuda kehilangan banyak waktu dalam mencari istri. Sudahkah kita mencoba meminta Allah untuk membantu kita memilih istri yang tepat yang Dia inginkan untuk kita? Inilah yang saya minta kepada Allah. Istri saya telah membantu saya dalam menghemat banyak waktu, dan penelitian dan artikel  ini hanyalah hasil dari doa tersebut.

Kesenangan yang lebih baik di dunia ini adalah istri yang baik. Mari lihat berapa banyak anak muda menghabiskan berjam-jam di internet, di kampus, dan di antara sanak keluarga dan kerabat untuk mencari istri yang cocok. Bisa jadi sampai mengalami kegagalan, atau menjalani hubungan emosional terlarang, dan gagal. Solusinya sederhana: berdoa.

Inilah yang terjadi pada Nabi Musa, ketika melihat dua wanita yang ia bantu unuk memberi minum ternak mereka, ia berteduh dan berdoa kepada Allah: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku” (QS. Al-Qashash: 24). Dan Allah segera merespon doanya: “Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.”… (QS. Al-Qashash: 24). Allah memberinya istri yang baik yang membantunya di dunia ini.

Jika kita merenungkan kisah para nabi, kita akan mendapatkan bahwa mereka memohon pertolongan dengan berdoa dalam semua urusan, masalah, dan kesulitan mereka. Mengapa kita tidak memohon pertolongan dalam setiap aspek kehidupan kita, dan Allah telah berjanji untuk menjawabnya? Doa akan menghemat waktu kita dalam pencarian karena Allah akan memudahkan dan memberi apa yang kita minta dengan sedikit usaha dan waktu yang lebih singkat!

Pengalaman Menyerahkan Kepercayaan Kita Kepada Allah

Sebelumnya saya tidak punya program apapun untuk mengatur waktu. Tetapi, setelah saya menghafal Al-Qur’an, saya memutuskan untuk menyerahkan segalanya kepada Allah, yang membuat saya tunduk patuh, dan Dia yang akan memberkati waktu saya. Waktu yang penuh berkah lebih penting dari waktu itu sendiri! Saya akan memberikan contoh dari pengalaman saya. Ketika saya berada di tahap awal perjalanan saya dalam menulis artikel ilmiah, menulis karya ilmiah bagi saya membutuhkan waktu satu bulan penuh untuk kerja keras dan persiapan, membaca, merumuskan ulang dan mengoreksi. Tetapi setelah berserah kepada Allah dan menyerahkan segalanya kepada-Nya: waktu, keinginan, pilihan, dan keputusan saya, menulis sebuah artikel hanya butuh waktu satu hari. Jika kita bisa menghemat waktu 29 hari, tidakkah itu merupakan waktu yang penuh berkah yang lebih penting dari waktu itu sendiri?

Dalam hal ini, kita ingat firman Allah, ”Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesunguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan (QS. Luqman: 22). Siapa saja yang menyerahkan dirinya dengan tulus kepada Allah, tidak takut akan masa depan dan menyesali masa lalu, maka Allah berfirman: “Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati” (QS. Al-Baqarah: 112).

Manajemen Waktu dengan Menggunakan Kata Baik

Kata-kata yang baik mempunyai pengaruh yang luar biasa. Melalui kebaikan tanpa kebohongan, kemunafikan, penipuan, atau kecurangan, tetapi dengan bicara dengan kata-kata baik, kita dapat menyenangkan orang lain. Hal ini akan membantu kita mendapatkan rasa percaaya diri, dan dengan demikian menghemat waktu kita dari debat yang hampa dan tak ada manfaatnya. Suatu saat seseorang mungkin saja berbohong kepada kita, jangan buang waktu kita untuk membuktikan kebohongannya kepada kita, tapi cukup katakan kepadanya, misal: Ini adalah sudut pandangnya, atau: Tuhan tahu…atau kata-kata apa saja untuk mengakhiri pembicaraan dan menghemat waktu kita. Tetapi, atas nama Allah, kita harus meluruskan informasi sebanyak mungkin.

Toleransi adalah cara terbaik dalam manajemen waktu. Berjanjilah pada diri kita untuk mentoleransi orang lain, bersabarlah menghadapi keburukan, dan maafkan siapa saja yang menghina kita. Cara ini menyelamatkan kita dari perbincangan tak maanfaat. Jika kita mengingat banyak kisah nyata, yang bisa berakhir dengan kesedihan, kita dapatkan bahwa proses penyelesaiannya sangat sederhana: toleransi.

Saya teringat tentang kisah seorang mahasiswa di sebuah fakultas teknik mesin yang ditipu temannya yang telah mengambil uangnya dengan dalih akan memberinya keuntungan besar. Pemuda ini meminta saya nasihat dan saya katakan padanya untuk menyelesaikan kuliahnya dan Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Siapa saja meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Dia akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dan dia menjawab: “Barangsiapa yang diam dalam kebaikan adalah bodoh” dan dia akan mengadukannya  di pengadilan. Saya katakan padanya bahwa waktunya lebih penting, karena orang yang telah menipumu dan mengambil uangmu adalah orang jahat yang tidak punya moral dan tidak takut pada Allah. Jadi, daripada membuang waktumu di pengadilan, jika kamu menggunakan waktu tersebut untuk belajar mesin, kamu akan mendapatkan lebih banyak uang. Lebih percayakan segalanya kepada Allah. Tapi sayangnya ia lebih memilih untuk pergi ke pengadilan. 

Penipu tersebut membujuk mahasiswa itu lagi dengan lebih banyak uang dan dengan cara yang cerdas mengamil uang darinya. Pemuda ini datang lagi kepada saya. Saya katakana padanya, “Tinggalkan orang jahat ini dan Allah akan memberimu dua kali lipat dari apa yang diambil darimu.” Dia bilang, “Dari mana?” Saya bilang, ”Allah, yang telah mencukupi orang kafir, ateis, dan pendosa, tentu saja mampu memberi orang beriman yang berkata “tiada tuhan selain Allah”.

Meskipun demikian, dia kembali lagi ke pengadilan. Kisahnya berlangsung sampai bertahun-tahun dan si penipu akhirnya dipenjara. Kemudian sang pemuda juga dipenjara dengan alasan memberikan laporan palsu tentang penipu. Dengan demikian pemuda tersebut kehilangan waktu dan uang dan pada akhirnya dia tidak mendapatkan haknya. Disini, kita melihat bahwa ketika pemuda tersebut mempunyai beberapa pilihan, dia harus memilih apa yang diridhai Allah. Allah memerintahkan kita untuk bertoleransi, memaafkan, dan meminta maaf, dan Dia berjanji akan menggantinya dengan yang lebih baik, mengapa kita tidak percaya pada Allah dan tawaran-Nya? Allah berfirman: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim” (QS. Asy-Syura: 40). Allah juga berfirman: “…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS. An-Nur: 22).

Menerapkan “Prinsip pemisahan”

Mungkin proses yang paling penting (tapi yang paling sulit) adalah yang saya sebut “proses pemisahan” untuk menentukan masalah yang harus diberi perhatian, dipikirkan, dan dibagi-bagi. Setiap masalah diatasi sendiri-sendiri, tidak dicampur-aduk. Hal ini akan menghemat setidaknya separuh waktu kita. Saya akan memberikan contoh berdasarkan pengalaman saya, dan bagaimana saya banyak mendapatkan hasil yang sangat bagus dari penerapan prinsip ini. Kita hanya akan mengalami kesulitan di awal, tapi  selanjutnya kita akan menikmatinya dan terbiasa.

Pada awal saya melakukan riset, saya biasa pergi ke perpustakaan umum. Saya menghabiskan berjam-jam membaca buku, tetapi terkadang saya menghadapi situasi atau masalah dengan teman. Saya berhenti membaca dan mulai berpikir tentang masalah tersebut: apa yang telah terjadi, apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana saya akan menyelesaikan masalah tersebut, apa yang saya harapkan untuk terjadi selanjutnya, bagaimana saya akan menghadapi teman tersebut, mengapa teman ini mengatakan kepada saya hal ini, dan apa niat dia. Separuh waktu yang seharusnya dialokasikan untuk belajar hilang untuk berpikir negatif yang menyebabkan kekhawatiran, kegelisahan, kepenatan, dan kelelahan. Oleh karena itu, saya menerapkan prinsip pemisahan dalam manajemen waktu. Waktu yang diperuntukkan untuk membaca buku digunakan untuk membaca buku. Jika saya menghadapi sebuah masalah atau situasi, saya menunda memikirkannya di lain waktu. Saya menetapkan waktu yang sepadan dengan besarnya masalah. Seringkali seseorang memberi perhatian sebuah masalah lebih besar dari yang seharusnya. Maka, kita harus berjanji pada diri kita sendiri untuk tidak mencampur-adukkan masalah sehari-hari, tetapi masalah-masalah ini harus dipisahkan satu sama lain. Kita harus memberikan setiap masalah sedikit waktu untuk menyelesaikan. Sebaliknya, tinggalkan kekhawatiran dan masalah dan mintalah bantuan Allah yang akan menyelesaikannya untuk kita, karena Allah yang Maha Kuasa mampu menyelesaikan masalah kita tak peduli seberapa besar masalah kita. 

Prinsip Mengantisipasi Keadaan

Ini adalah cara yang sangat bagus. Banyak hal yang membuat kita takut akan masa depan, seperti sakit, atau kemungkinan kehilangan pekerjaan, atau kehilangan pembeli, atau gagal ujian di kampus, atau kegagalan pernikahan. Semua ini menghabiskan sebagian besar waktu kita, yang akan terjadi di setiap keadaan. Dan ketakutan serta pikiran kita tidak akan mencegah terjadinya hal tersebut. Jadi bagaimana jika saya dapat memikirkan hal lain yang bemanfaat, hal ini berarti sangat menghemat waktu. Disini terdapat ayat yang sangat bagus: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Waktu Yang Efektif

Adalah waktu yang dapat digunakan untuk sesuatu yang baru dan bermanfaat. Waktu efektif = (24 jam – jam tidur – waktu makan – waktu bersih-bersih – waktu untuk keluarga, anak, dll). Setiap dari kita dapat menghitung waktu efektif berdasarkan kebutuhan sehari-hari. Dalam banyak kasus, waktu efektif tidak akan lebih dari 10 jam setiap hari. Inilah waktu yang bisa digunakan seseorang untuk melakukan hal baru dan bermanfaat. Jika kita asumsikan setiap orang dari kita menghabiskan 2 jam waktunya untuk menonton televisi seperti sinetron dan hal tidak bermanfaat lain, maka rata-rata waktu yang hilang adalah 2/10 = 0.2 atau 20% waktu efektif. Bayangkan jika seperlima waktu kita hilang untuk pikiran negatif. Jika jangka waktu ini digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat, kita akan melalui seperlima waktu kita tanpa terasa.

Saya tadinya membuang beberapa jam setiap hari untuk berpikir negatif yang sama sekali tidak bermanfaat, seperti takut gagal, takut sakit, atau memikirkan apa yang dikatakan teman saya tentang sebuah masalah dengan teman yang lain, atau mengapa dia melakukan hal itu dan tidak hal ini…dan seterusnya. Saya sekarang telah menerapkan aturan ini setiap hari. Saya menggunakan 2 jam tersebut untuk membaca buku, artikel, menghafal beberapa ayat Al-Quran, mempelajari hadist Nabi, atau mempelajari doa baru. Selama setahun saya dapat memanfaatkan sejumlah besar waktu untuk berpikir positif (lebih dari 700 jam). Jadi, setiap orang harus merenungkan dirinya sendiri; berapa banyak waktunya yang terbuang untuk berpikir negatif dan mengkhawatirkan malapetaka yang walaupun kita suka atau tidak, hal itu akan terjadi jika ditetapkan terjadi.

Berikut ini merupakan tips-tips tentang manajemen waktu:
  • Terima apa yang telah Allah tetapkan dan berikan kepada kita, apakah itu kemiskinan, kelaparan, bencana, atau penyakit.
  • Yakinlah kepada Allah dan percaya bahwa Dia selalu memilihkan apa yang terbaik dan bermanfaat untuk kita.
  • Kita harus berpegang pada doa-doa seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, karena permohonan adalah sesuatu yang dapat membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, dan tanpanya, kita akan menderita karena mengerjakan sesuatu sendiri.
  • Merenungkan dan menghafal Al-Qur’an membantu kita membuat keputusan terbaik
  • Maafkan, maafkan, dan maafkan. Inilah saran saya untuk mereka yang ingin menghemat waktu dengan baik.
  • Jangan marah kecuali untuk Allah. Jangan tegang dan gelisah untuk sesuatu yang cepat berlalu di dunia yang fana ini.
  • Ingatlah bahwa hidup kita dapat berakhir kapan saja, maka tidak seharusnya kita merasa depresi, sedih, dan khawatir.
  • Jika salah satu dari kita pergi menemui seseorang yang kaya, dia menghabiskan beberapa hari mempersiapkan, memikirkan, dan memimpikan hal tersebut. Jadi bagaimana jika dia akan bertemu Allah SWT? Apa yang harus kita siapkan untuk pertemuan ini? Apakah ini pertemuan yang harus kita pikirkan dan persiapkan? Tentu saja ini merupakan pertemuan paling penting dalam hidup setiap makhluk yang akan melihat Pencipta dan Pemeliharanya.
  • Cara terbaik pengelolaan waktu yang didapatkan dalam Al-Qur’an dan akhlak, hidup, dan sikap Rasulullah merupakan contoh terbaik untuk diikuti dan ditiru tanpa perlu memikirkan kerugian yang didapatkan. Karena kita meniru manusia terbaik, kita selalu menjadi pemenang. Cukuplah bahwa akhlak beliau adalah al-Qur’an, dan cukuplah beliau adalah akhlak terbaik.


Artikel asli ditulis oleh Abduldaem Al-Kaheel. Tulisan ini merupakan hasil terjemahan saya dari terjemahan bahasa Inggris "Innovative Way to Manage Time (4)" oleh Dr. Issameldin El-Fadni Suliman. Artikel berbahasa Inggris dapat dilihat di sini.

Baca  juga:

Cara Inovatif Mengelola Waktu (3)


Informasi dalam artikel ini mungkin telah kita ketahui atau dengar berkali-kali, tapi, sudahkah kita berpikir tentang hasil atau pengaruhnya dalam kehidupan praktis kita? Sebuah informasi sederhana mungkin adalah alasan perubahan total seorang manusia.

Dalam perjalanan kita dengan waktu, kita berhenti, bercermin, dan mengambil manfaat dari orang lain. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan waktu. Kita mungkin heran ketika tahu bahwa Al-Quran adalah kitab pertama yang menyajikan cara hebat untuk mengatur waktu. Setiap ayatnya adalah petunjuk Tuhan yang mengajarkan kita bagaimana cara memanfaatkan waktu dan mencapai sukses di dunia dan akhirat. Al-Qur’an menunjukkan pentingnya waktu dalam ayat yang sangat indah: “Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhan-mu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al-Hajj: 47) 


Disini kita menemukan petunjuk bahwa manusia hidup tidak lebih dari beberapa waktu dalam skala waktu yang sesungguhnya. Jika kita asumsikan seseorang hidup 70 tahun, itu berarti bahwa ia hidup 70/1000 atau hanya 7% dari sehari. Ini berarti bahwa hidup sangat singkat dan ini merupakan petunjuk untuk fokus, menggunakan waktu untuk hal yang bermanfaat, dan untuk mencapai kesuksesan secara individual dan kelompok. Oleh karena itu, kami akan memberikan beberapa tips kepada pembaca untuk manajemen waktu yang kreatif melalui hal-hal berikut:
  • Menjauhlah dari kekhawatiran yang merupakan perusak waktu terbesar. Hindari masalah apapun yang dapat membawa ke masalah lain yang karenanya kekhawatiran berkumpul dan mengacaukan pikiran yang efektif.
  • Menjauhlah dari berbagai masalah yang dapat mengurangi kualitas hidup kita dan membuang waktu kita. Cara terbaik untuk menghindari masalah adalah dengan berserah kepada Allah, mohonlah kepada Allah untuk menjauhkan kita dari segala keburukan yang Dia ketahui.
  • Tinggalkan keraguan, kecurigaan, memata-matai, pengkhianatan, dan gosip. Itu semua adalah musuh yang ganas dalam manajemen waktu.
  • Tinggalkan memandang apa yang Allah larang, pandangan ini membuat kita bicara, dan kemudian menuju ke hubungan yang dilarang. Pada akhirnya, kita akan menemukan diri kita menghabiskan setengah waktu kita pada sesuatu yang tidak bermanfaat atau mencelakakan kita.
  • Jangan berbohong karena berbohong memerlukan lebih banyak energi dibanding mengatakan kebenaran. Berbohong membutuhkan banyak bukti pembenaran. Hal itu akan membawa kita kepada lebih banyak kebohongan, dan kehilangan kepercayaan orang kepada kita. Sehingga tanpa disadari kita kehilangan waktu.
  • Otak kita seperti komputer dengan tempat yang terbatas, jangan isi dengan hal-hal yang sembrono dan tak bermanfaat, jangan biarkan informasi apapun yang berbahaya masuk dan menetap di otak kita karena hal-hal tersebut akan membingungkan kita dan membuang waktu kita.
  • Perbaiki kesalahan sesegera mungkin, akui kesalahan kita dan hadapi masalah kita secepatnya, dan jangan biarkan mereka menguras waktu dan tenaga kita. Jika tidak dihadapi secepatnya, maka suatu kesalahan akan membawa ke rangkaian kesalahan yang sulit untuk diselesaikan, dan itu berarti membuang-buang waktu.
  • Jangan sombong. Sombong adalah sifat yang dibenci Allah dan rasul-Nya. Kesombongan akan menjauhkan kita dari orang lain. Hal itu akan membawa kita kepada kesia-siaan dan penyakit hati, dimana kita tidak melihat kenyataan sebagaimana adanya. Hal ini membuat waktu kita terbuang.
  • Jangan bereaksi berlebihan dan marah. Kemarahan membawa kita ke serangkaian emosi negatif dan efek berbahaya pada tubuh, seperti tekanan darah tinggi, percepatan detak jantung, dan memberikan otak beban berlebih melebihi kemampuannya. Semua ini menyebabkan berbagai penyakit, kematian mendadak, dan dengan demikian membuang waktu.
  • Jangan bersikeras tentang kesalahan kita dan jangan memaksakan pendapat kita, tapi temukan keseimbangan yang mengacu pada Kalimat Allah dan Sunnah rasul-Nya. Memaksakan kesalahan akan membawa pemikiran dan ketegangan otak yang lebih jauh untuk membuktikan kebenaran kesalahan tersebut. Kita tidak akan bisa melakukannya, karena kesalahan tidak mungkin menjadi kebenaran. Oleh karena itu, akan lebih baik mengakui kesalahan, dan mencari jalan untuk menyelesaikannya ketimbang memaksakan pendapat.
  • Jangan minum alkohol, melakukan hal-hal yang kotor, kasar, dan menyakiti hati, atau mendengarkan musik meskipun musik yang lembut, karena hal ini dapat menimbulkan berbagai emosi dan gangguan pikiran. Tentu saja ini pengalaman saya, jika anda suka, anda dapat melakukannya. Cobalah, kita tidak akan kehilangan apa-apa. Saya sarankan anda untuk berhenti mendengarkan musik dan gantilah dengan mendengarkan Al-Qur’an. Saat ini banyak cara untuk mendengarkan Al-Qur’an melalui alat yang terjangkau dan mudah dibawa.
  • Jangan menyandarkan diri kepada selain Allah. Jangan mencari pertolongan atau meminta sesuatu kecuali dari Allah, dan Allah akan membuatkan kita alasan, mempekerjakan seseorang yang akan membantu kita, dan membantu kita menghemat waktu, tenaga, dan uang.
  • Kita harus meminta apa yang terbaik untuk kita, karena ini cara terbaik untuk menghemat waktu dan membuat keputusan tepat. Semua hal yang saya lakukan dalam hidup saya adalah setelah saya meminta Allah apa yang terbaik untuk saya dan saya selalu mendapat keberhasilan 100%. Semua hal yang tidak saya minta kepada Allah seringkali mengalami kegagalan. Meminta kepada Allah apa yang terbaik untuk kita akan menghemat waktu kita, karena jika kita mengandalkan diri kita sendiri, kita merencanakan, berpikir, menghitung, dan melarutkan diri kita dalam berbagai pilihan, maka terdapat kemungkinan kita mengambil keputusan salah. Selama kita meminta Allah apa yang terbaik untuk kita berarti Allah akan mengambil keputusan yang tepat untuk kita. Jadi, tidakkah kita ingin Allah memilihkannya untuk kita?
  • Jangan dendam, tak peduli bagaimana perlakuan yang kita terima. Tapi serahkan masalah kepada Allah. Ingat bahwa kematian datang mendekat. kita harus memaafkan dan melakukan lebih banyak kebaikan, karena dunia sangat remeh, dan tidak pantas jika kita mempunyai dendam kepada seseorang. Berdoalah kepada Allah untuk menuntun mereka.
  • Dimanapun kita berada, cobalah untuk mengarahkan pembicaraan tentang mengingat Allah, Al-Qur’an, dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat (dengan cara yang tidak membuat orang lain merasakan perubahan). Dengan cara ini kita dapat menggunakan waktu untuk pengetahuan yang bermanfaat, percakapan yang diridhai Allah.
  • Jangan mengejek, menghina, memperolok orang lain yang bisa jadi lebik baik dari kita.
  • Jangan khawatir ataupun bersedih hati. Kegelisahan dan ketakutan tentang apa yang akan terjadi akan membuang waktu dan mempengaruhi tubuh serta daya tahan tubuh, yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena penyakit. Alihkan perhatian dengan mempercayakannya kepada Allah. Kita harus tahu bahwa apa yang ditetapkan untuk kita tidak akan meleset, dan apa yang tidak ditetapkan untuk kita tidak akan menimpa kita. Semua hal yang terjadi pada kita adalah dari Allah, mengapa bersedih dan takut?
  • Jangan berputus asa. Putus asa adalah kematian, dan kematian berarti berhentinya waktu. Oleh karena itu, pikiran yang positif dan optimis akan menghemat waktu, sedangkan putus asa membuat bingung dan depresi. Sehingga otak berhenti berpikir dan membuang waktu dengan sia-sia.
  • Penguasaan pekerjaan akan menghemat waktu. Inilah yang dilakukan dunia barat saat ini, yang membawa keunggulan mereka kepada kita. Jika kita menguasai urusan kita, kita akan menghemat banyak waktu dalam pemeliharaan dan perbaikan.
  • Tinggalkan apa yang bukan merupakan kepentingan kita. Inilah yang baik menurut Islam. Karena campur tangan dalam urusan yang tidak berbahaya maupun bermanfaat untuk kita akan membuat kita membuang-buang waktu dalam omong kosong, dan dapat merugikan kita.
  • Menjauhlah dari perdebatan karena hal tersebut membuang waktu, kecuali pendapat bertujuan untuk mencapai atau memberi informasi yang bermanfaat.

Artikel asli ditulis oleh Abduldaem Al-Kaheel. Tulisan ini merupakan hasil terjemahan saya dari terjemahan bahasa Inggris "Innovative Way to Manage Time (3)" oleh Dr. Issameldin El-Fadni Suliman. Artikel berbahasa Inggris dapat dilihat di sini.

Baca  juga:
Cara Inovatif Mengelola Waktu (4)

Cara Inovatif Mengelola Waktu (2)


Waktu adalah harta yang terabaikan dan kekayaan yang hilang. Kebanyakan orang tidak menyadari pentingnya waktu untuk hidup dan mati mereka. Berikut ini ada beberapa tips kreatif untuk menggunakan waktu dengan cara sebaik-baiknya dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah.


Seperti yang telah saya katakan, waktu adalah harta di tangan kita yang dapat kita gunakan untuk mencapai lebih banyak kebahagiaan dan keberhasilan atau kita tinggalkan begitu saja sehingga kita kehilangan banyak hal. Al-Qur’an telah mengenalkan cara terbaik untuk mengatur waktu. Seluruh waktu seorang mukmin seharusnya digunakan untuk pekerjaan yang bermanfaat, tidak ada waktu luang, dan sinilah keagungan dan keajaiban yang digambarkan Al-Qur’an.

Ada banyak ayat yang mendorong orang mukmin untuk menggunakan waktunya dan memperingatkan akan dekatnya kematian, renungkan hal yang digambarkan Al-Qur’an berikut ini. Setiap orang akan mengalaminya, yaitu kematian: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.“ Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Situasi ini sangat sulit dan berat, dan kita tidak akan mendapatkan tambahan waktu setelah kematian kita. Inilah yang membuat seorang mukmin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Tidak ada waktu yang terbuang percuma, dan tidak ada waktu luang “untuk dibunuh”, tidak ada depresi, gangguan pikiran, atau kekhawatiran. Ia memanfaatkan waktunya untuk ketaatan kepada Sang Pencipta, untuk mengenal-Nya, dan menggapai ridha-Nya.

Berikut ini beberapa langkah praktis untuk mengelola waktu dengan baik yang diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah. Sebaiknya kita segera mulai menggunakan langkah-langkah berikut ini untuk memperbaiki apa yang telah hilang dari kita. Metode penggunaan ini harus didasarkan pada keyakinan kita pada Allah. Allah berfirman, “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”(QS. Ali Imran: 159)

Langkah-langkah praktis dalam manajemen waktu
1.   Langkah paling penting yang harus kita lakukan adalah mengingat bahwa masa hidup kita di dunia ini terbatas dan sangat pendek. kita harus menggunakan setiap detik dan menit untuk satu tujuan tertinggi, yaitu menggapai ridha Allah. Semua perbuatan, pikiran, dan perkataan kita gunakan untuk menyenangkan Allah. Tidak akan banyak membantu jika apapun yang kita lakukan tidak ditujukan kepada Allah. Contoh terbaik dalam langkah ini diberikan oleh manusia terbaik, Muhammad SAW, yang telah mempersembahkan seluruh waktunya untuk Allah. Bukti dari hal ini yaitu beliau tidak akan marah kecuali kesucian Allah telah dihina, yang mana sebuah kemarahan untuk Allah dan untuk ridha Allah. Perlu kita ketahui bahwa semua perbuatan dan perkataan Rasulullah SAW hanya ditujukan untuk Allah. Oleh karena itu, orang beriman yang mengikuti petunjuk Rasulullah, maka akan diberi pahala, bahkan saat ia melakukan kesalahan. Buktinya, Rasul mengatakan kepada kita bahwa orang beriman yang berusaha keras menyelesaikan sebuah pekerjaan atau masalah dan ia melakukan kesalahan, maka ia akan mendapatkan satu pahala, tetapi jika ia berhasil, akan mendapatkan dua pahala.

2.    Tetapi bagaimana kita tahu bahwa perbuatan kita untuk Allah. Apalagi jika setiap orang berkata bahwa mereka bekerja untuk kepentingan Allah, tetapi tindakan mereka tidak menunjukkannya sama sekali. Saya akan memberikan contoh untuk menjelaskan masalah yang kompleks ini. Ketika saya mengunjungi beberapa tempat pendakwah, penulis, dan pengarang di negara-negara Islam, saya menemukan sebagian besar mereka mencantumkan kata “copyright” dan beberapa dari mereka menegaskan hal ini dengan menambahkan kata-kata berikut: tidak boleh disalin, diterbitkan atau…….dalam bentuk video, audio, atau cetakan. Beberapa dari mereka bahkan menulis; menyalin, mencetak, dan menerbitkan artikel ini dilarang. Hal paling aneh yang pernah saya lihat yaitu seseorang menulis di CD-ROM: menyalin CD ini berarti mencuri, Allah akan membalas kita di Akhirat… Mereka berpendapat bahwa mereka kehilangan banyak uang jika mereka mengijinkan penyalinan pekerjaan mereka.

Saya mohon ampun kepada Allah untuk kata-kata berikut: Apakah orang yang bertransaksi dengan Allah akan kalah? Apakah Pencipta Yang Maha Kuasa yang menciptakan langit dan bumi, yang mencukupkan kebutuhan semut, burung-burung, dan ikan di kegelapan lautan tidak mampu mencukupi kebutuhan manusia yang menyebarkan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan ridha Allah? Demi Allah, bahkan jika penyebaran ilmu pengetahuan ini adalah untuk orang kaya, maka orang kaya tidak akan mengabaikan usaha ini, akan terbuka dan memberikan kompensasi atas apa yang telah dilakukan, tetapi Allah mampu memberikan balasan tersebut secara eksponensial. Inilah perbandingan antara orang miskin dengan Yang Maha Kuasa. Jadi, bagaimanakah jika Yang Maha Kaya didekati orang mukmin yang telah menghabiskan segalanya untuk menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat dan untuk mendapatkan ridha Allah? Tidakkah Allah akan menebusnya sedangkan Allah Yang Maha Baik?

Saya telah mengikuti teknik sederhana dalam artikel-artikel saya, yang karena anugerah Allah maka artikel-artikel tersebut dibuat hanya untuk mendapatkan ridha Allah, tanpa mencantumkan hak publikasi. Tetapi, saya memohon kepada Allah segala kebaikan untuk siapa saja yang berkontribusi dalam penyebaran artikel-artikel tersebut, bahkan jika mereka tidak menyebutkan penulis atau website asal artikel tersebut diambil. Kita tahu bahwa teknologi saat ini telah membuat artikel-artikel tersebut menyebar; hal ini membuat saya penasaran berapa besar jumlah pembaca yang membaca artikel-artikel tersebut. Apakah anda tahu bahwa kehidupan saya tidaklah berkurang? Alasannya adalah sederhana, bahwa saya bertransaksi dengan Yang Maha Pemurah, Yang Maha Mencukupi.


Negara barat telah mengungguli kita karena mereka menghargai waktu, menghadiri penjanjian tepat waktu, dan memanfaatkan setiap saat dalam kreativitas, penemuan dan pembangunan. Oleh karena itu, masalah manajemen waktu sangat penting untuk kita sebagai Muslim, agar perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara kita menjadi lebih baik. Sehingga kita tidak menunggu yang lain untuk menemukan dan menciptakan hal baru dan kemudian kita hanya mengambil produk siap pakai mereka tanpa mencoba atau berusaha. Oleh karena itu, dibanding merekaa, kita lebih membutuhkan pemanfaatan waktu dengan baik dan mengambil manfaat dari pengalaman dan hasil penelitian mereka. Tetapi, kita mengambil apa yang cocok dengan Al-Qur’an karena kita memanfaatkan dunia sebagai jalan menuju akhirat. Sehingga kita bisa memenangkan dunia dan akhirat, insya Allah.

3.    Langkah ketiga yaitu harus percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atas kemurahan dan kekuasaan-Nya. Apa saja yang kita bayarkan, lakukan, atau sebarkan untuk mencari keridhaan Allah akan diganti Allah sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat hingga tak terhingga. Barangsiapa melakukan kebaikan akan diganti sepuluh kali lipat dan Allah akan melipatgandakan untuk siapapun yang Dia kehendaki. Allah berfirman, "Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan (dizalimi)." [QS. Al-An'am: 160]

Oleh karena itu, mari kita mengerjakan pekerjaan apapun, khususnya pekerjaan duniawi (yang sering terabaikan dalam hal ini) untuk mencari keridhaan Allah. Meskipun demikian, pekerjaan apapun yang tidak ditujukan untuk menyenangkan Allah akan kembali sebagai kesedihan dan penyesalan kepada pelakunya. Mari kita ingat bahan bakar neraka, mungkin kita terkejut karena golongan yang pertama masuk neraka adalah orang-orang berilmu dan para pembaca Al-Quran. Apa salah mereka? Kesalahan yang mungkin sederhana dari pandangan kita tapi besar di mata Allah. Ilmu mereka digunakan untuk mendapatkan dunia, yang menyebabkan mereka masuk neraka. Hal ini logis seperti jika seseorang bekerja bukan untuk tuannya, maka dia tidak layak digaji. Oleh karena itu, Rasulullah berkata kepada Abu Hurairah, apakah kau tahu siapa yang pertama kali masuk neraka? Yaitu seseorang yang mempelajari ilmu, membaca Al Quran, dia berkata, Tuhanku, aku mempelajari ilmu, membaca Al-Quran untukmu. Dikatakan kepadanya; kamu bohong! Kamu belajar agar dikatakan sebagai orang yang berilmu, dan membaca Al-Quran agar disebut sebagai pembaca Al-Quran. Dan dikatakan padanya, seret wajahnya dan buang ke neraka.

Mari pikirkan hal buruk ini. Dan itulah mengapa kita diingatkan tentang bahaya menggunakan ilmu maupun harta kita untuk selain Allah. Jika kita belajar, maka biarkan ilmu kita untuk Allah, dan biarkan harta kita jika kita bekerja untuk Allah. Jika kita bicara, maka carilah kesenangan berbicara dengan Allah. Jika kita berpikir, jadikan itu untuk Allah. Jika kita mecintai, jadikan itu untuk Allah. Jika kita membenci, jadikan kebencian kita karena Allah. Jika kita menjadi bahagia, marah, sedih, bermusuhan atau berteman, semua yang kita lakukan harus untuk Allah dan ridha-Nya, takut dan berharap kepada-Nya seperti para Nabi. “Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada kami.” [QS. Al-Anbiya: 90]

4.    Jika kita melihat kisah Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, apa yang telah dilakukan sehingga mendapat banyak uang, demi Allah, dia tidak melakukan lebih dari pekerjaan yang sangat biasa, yang pekerja mana saja yang menggandakan usaha dan energinya seperti dia, maka ia akan mendapatkannya. Tetapi, bagaimana ia bisa mendapatkan kekayaan ini? Bahwa Allah memberikan contoh melalui pria ini bahwa takdir tidak berhubungan dengan usaha, kerja, dan kepenatan, tetapi semua atas kehendak Allah untuk memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dia memberikannya kepada orang mukmin untuk meningkatkan pahala, dan Dia memberikannya kepada orang kafir mungkin saja sebagai azab di hari akhirat nanti.

Nabi Sulaiman diberi kekuasaan besar yang tidak diberikan kepada siapapun setelahnya. Nabi Muhammad diberikan ilmu, akhlak mulia, dan kerendahan hati yang tidak diberikan kepada siapapun di dunia ini. Allah yang telah memberi para hamba yang taat tersebut juga mampu memberi apa yang kita minta bahkan lebih dari apa yang kita minta. Tetapi, kita bukanlah satu-satunya yang menentukan hal tersebut. Tetapi Allah memilih waktu yang tepat dan pertolongan yang tepat. Mengapa? Karena Dia yang paling tahu apa yang ada pada diri kita, apa yang baik untuk kita, dan Dia-lah yang Maha Tahu kebutuhan dan keinginan kita.

Dan akhirnya, semoga tips singkat ini jika diaplikasikan akan membawa manfaat dan kebaikan, amin.
  • Tak peduli bagaimana kita menggunakan waktu untuk berdzikir/mengingat Allah maka hal tersebut tidak akan mengurangi waktu kita sedikitpun
  •  Gunakan uang dan waktu untuk Allah yang telah memberikan kita kebebasan untuk menggunakannya. Gunakan kepercayaan yang Allah berikan kepada kita ini dengan sebaik-baiknya.
  • Jangan biarkan satu haripun berlalu tanpa belajar sesuatu yang baru dan berguna.
  • Jangan biarkan waktu berlalu tanpa mengerjakan sesuatu yang bermanfaat.
  • Selalu lihat dunia sebagai tempat sementara dan hanya satu jam dibandingkan hari akhir yang akan memanjang sampai 50.000 tahun. Kita harus mengatur kegiatan kita secara hati-hati selama waktu ini kita akan menuju hidup yang abadi: apakah surga atau neraka. Kita memohon kepada Allah untuk menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mematuhi perintah Tuhan untuk bersegera dalam kebaikan. Allah berfirman, “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Ali ‘Imran: 133-136)


Artikel asli ditulis oleh Abduldaem Al-Kaheel.  Tulisan ini merupakan hasil terjemahan saya dari terjemahan bahasa Inggris "Innovative Way to Manage Time (2)" oleh Dr. Issameldin El-Fadni Suliman. Artikel berbahasa Inggris dapat dilihat di sini.

Baca  juga:

Rabu, 23 April 2014

Cara Inovatif Mengelola Waktu (1)



Waktu adalah karunia paling penting yang sering kita abaikan. Berikut ini adalah pengalaman saya  sendiri dalam mengelola waktu dan memanfaatkannya dengan tuntunan Quran dan  Sunah Rasul.



         Tidak ada sesuatu yang lebih disesali orang beriman daripada waktu yang terlewat dalam hidupnya tanpa mengingat Allah. Tidak ada momen yang lebih baik bagi orang beriman daripada melakukan pekerjaan yang diridhai Allah SWT dan merasakan berkah dari-Nya. Waktu adalah karunia terbesar dari Allah untuk kita, tetapi kebanyakan orang tidak peduli dengan hal ini.
Beberapa cendekiawan Barat telah berulang kali menerbitkan buku-buku tentang manajemen waktu. Buku-buku ini telah mencapai rata-rata penjualan tinggi di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian masyarakat dan keinginan mereka untuk mempelajari cara terbaik dalam mengelola waktu sangat besar. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan dan kepentingan mereka, dan pada akhirnya untuk mencapai kebahagiaan yang dicari setiap manusia.
Tetapi jika kita lihat, buku-buku ini lebih berfokus pada satu tujuan, yaitu dunia dan segala perhiasannya. Ukuran sukses untuk mereka adalah apa yang seseorang capai dalam hal materi, popularitas, atau kekuasaan. Tetapi mereka mengabaikan kehidupan setelah kematian yang menunggu setiap orang. Pemikiran inilah yang menjadi langkah awal yang membuat saya merenung, melakukan pertimbangan, penelitian, dan menulis.

Saya mempunyai banyak ide, teori, dan persepsi tentang semesta, waktu, dan alam. Saya bercita-cita untuk membuat teori baru di bidang fisika, kedokteran, atau bahasa. Saya telah terjun ke dalam ilmu-ilmu pengetahuan tersebut. Dalam beberapa tahun ini, saya siang dan malam mempelajari ilmu pengetahuan dengan maksud untuk mengetahui “segalanya”, tetapi hidup sangatlah singkat. Bagaimanapun saya hidup, saya tidak akan mendapatkan ilmu pengetahuan lebih dari setetes air lautan.

Kemudian, saya mulai memikirkan cara yang membuat saya bisa mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Setelah lama berpikir dan mencari, saya menemukan bahwa satu-satunya “buku” yang mengandung pengetahuan seluruh dunia adalah Al-Qur’an. Sungguh, saya belajar fisika dari Al-Qur’an, saya belajar matematika dari Al-Qur’an, dan saya belajar kedokteran dari Al-Quran. Memang benar, saya tidak menjadi seorang dokter atau ahli fisika, tetapi kebahagiaan yang saya dapatkan sebagai hasil dari ketertarikan saya tentang Al-Qur’an tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Saya hanya dapat mengekspresikannya dengan mengucap syukur Alhamdulillah.
Tanpa rahmat, petunjuk, dan kebesaran Allah, saya tidak bisa mendapatkan kebahagiaan itu.  Kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat kompleks. Tidak mudah untuk mendapatkan puncak kebahagiaan meskipun para peneliti, pemikir, dan filsuf telah banyak menulis tentang hal ini. Namun, saya menemukan bahwa satu ayat saja dari Al-Qur’an dapat memberi kita jalan nyata menuju kebahagiaan. Setiap ayat Al-Quran mengandung program yang dapat mengubah hidup kita secara nyata. Ini adalah pengalaman saya tentang Al-Qur’an dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun.

Alasan Penulisan Artikel Ini
Salah satu saudara saya memberikan ide untuk menulis artikel tentang manajemen waktu yang diambil dari pengalaman saya sendiri dalam mengelola waktu. Hal itu akan membantu para pembaca dalam memanfaatkan dan menghemat waktu secara optimal. Saya memohon kepada Allah untuk menjadikan artikel ini sebagai ilmu yang bermanfaat dan sebagai bentuk pengabdian saya kepada Allah. Artikel ini menggambarkan pandangan pribadi saya. Saya telah mengalami pengalaman nyata yang dapat dilalui setiap orang bahkan bisa dengan hasil yang lebih baik, karena Allah-lah yang Maha Memudahkan dan Maha Mencukupi. Semoga Allah mengabulkannya. Amin.


Kita harus membuat target di depan kita dan menggunakan cara yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Kita harus tahu bahwa langkah pertama dalam hal apapun adalah yang paling sulit, tetapi sekali kita sudah memulai perjalanan “manajemen waktu” ini, kita akan mendapatkannya semakin mudah dan semakin mudah.

Waktu Menentukan Takdir kita pada Hari Kebangkitan
Artikel ini bukan sekedar untuk bacaan atau cerita untuk dinikmati saja. Ini perkara hidup atau mati. Waktu adalah harta kita yang paling berharga di dunia ini. Allah telah memberi kita batas waktu yang tidak diketahui, dan itulah umur kita di dunia ini. Semua yang telah Allah takdirkan akan terjadi pada rentang waktu tersebut. Periode ini dimulai sejak kelahiran sampai kematian kita. Kemudian, semuanya berhenti, dan jenis waktu yang lain dimulai, yaitu surga yang kekal, atau hukuman abadi. Renungkan dimana kita akan menempatkan diri kita sejak saat ini, dan jangan menunggu kejutan yang akan terjadi.
Hal pertama kali yang akan ditanyakan sebelum pertanyaan tentang Tuhan pada hari kebangkitan adalah waktu kita. Bagaimana kita menggunakannya. Apakah kita menunaikan sholat tepat waktu? Apakah kita berpuasa pada bulan Ramadhan? Apakah kita bersedekah, memberi kepada fakir miskin? Atau apakah kita menghabiskan waktu kita untuk ilmu yang bermanfaat? Apakah kita berlaku baik pada orang tua kita dan orang-orang di sekitar kita? Apakah kita memanfaatkan waktu untuk mempelajari Al-Qur’an? Apakah kita menggunakan waktu kita untuk ketaatan kita pada Pencipta kita? Terlalu banyak pertanyaan seputar waktu. Apa yang telah kita persiapkan untuk pertemuan ini: untuk bertemu Pencipta alam semesta, Raja segala raja, Yang Maha Kuasa?
Saya menemukan bahwa cara mengelola waktu dan mendapatkan kebahagiaan hanya dapat dicapai dengan Kitab Allah, Al-Quran, karena buku-buku yang ditulis manusia didasarkan pada percobaan, tetapi Kitab Sang Pencipta manusia telah memberikan kita hasil yang benar. Setiap ayat-ayat-Nya adalah hukum konstan yang dapat diaplikasikan tanpa harus mengkhawatirkan hasil yang salah, karena hasilnya selalu benar dan bermanfaat. Sehingga kita dapat menjamin penggunaan waktu terbaik tanpa membuang waktu kita dalam eksperimen dan teori yang mempunyai kemungkinan berhasil atau gagal. Berkat ketergantungan saya tentang pemikiran ini, waktu yang hilang telah berkurang sampai nol. Setiap momen yang terdapat dalam hidup saya selalu memberikan manfaat, karena saya hidup hanya untuk satu tujuan, yaitu ridha Allah SWT.


Waktu adalah satu-satunya hal yang tidak bisa dihentikan maupun dikendalikan. Ini adalah hukum alam yang sudah Allah tetapkan. Setiap detik yang berlalu selalu mengambil bagian hidup kita yang tidak akan pernah kembali. Hidup manusia merupakan sejumlah detik, dan detik terakhir hidup kita akan berakhir segera. Oleh karena itu, kita harus segera memanfaatkan detik-detik ini, dan membuatnya bermanfaat untuk dunia dan akhirat.

Apakah anda akan mengikuti eksperimen hebat ini?
Hal paling penting dalam manajemen waktu secara benar adalah menentukan tujuan sejak awal.  Dan bayangkan hasil besar yang akan dicapai jika kita berhasil mengatur waktu secara optimal. Saran saya, jangan menunggu sampai anda selesai membaca artikel ini, tapi ambillah inisiatif untuk mengambil keputusan dalam mengatur waktu anda. Waktu sangatlah berharga dan singkat. Keputusan yang telah kita buat adalah benar. Oleh karena itu, kita tidak butuh berpikir atau berdiskusi tentang hal ini. Tidak perlu takut akan kesalahan, proyek yang akan kita gunakan berasal dari kitab suci Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, sehingga hasilnya terjamin.
Keuntungan pertama yang akan kita dapatkan dari manajemen waktu kita adalah kita akan merasakan berharganya waktu kita dan nilai hidup yang telah Allah berikan kepada kita, selain itu juga nilai keberadaan kita di dunia ini. Kita akan hidup dalam kebahagiaan di setiap waktu, karena tujuan kita akan diringkas menjadi satu tujuan: ridha Allah kepada kita, dan ridha kita kepada Allah. Ya, keridhaan hati kita kepada Allah sangatlah penting, karena kebanyakan manusia saat ini tidak ridha kepada Pencipta mereka tanpa mereka sadari. Saya akan menjelaskan hal ini melalui contoh-contoh berikut.
Kita dikatakan ridha kepada Allah, jika kita mendapat suatu penyakit, dan kita merasa bahagia karena Allah ingin membersihkan kita dari dosa-dosa kita dengan penyakit ini. Kita dikatakan ridha kepada Allah seandainya rezeki kita sedang disempitkan, banyak hutang, kita tidak mendapatkan seorangpun yang dapat memberi kita sekedar beberapa rupiah saja, tetapi, kita merasa bahagia karena Allah ingin memberikan pahala sebagai ganti untuk kekurangan uang, dan menggolongkan kita di antara para penghuni surga karena kepuasan, keridhaan, kesabaran kita terhadap apa yang Allah berikan kepada kita.
Kita dikatakan ridha kepada Allah, jika kita menderita kesulitan, kesedihan, atau dukacita karena kehilangan keluarga, teman, atau kekasih, dan kemudian kita bersabar dan mengharap balasan  dari Allah, kita merasa bahagia karena Allah menginginkan kita pada hari kebangkitan termasuk dalam golongan orang-orang sabar yang masuk surga tanpa hisab.
Tetapi jika yang terjadi sebaliknya, kita mulai bertanya tentang beberapa pertanyaan: apa dosa yang telah saya lakukan kepada Allah sehingga Allah menimpakan bencana ini? Apa dosa yang telah saya lakukan sehingga saya pantas diberikan kekurangan, kesulitan, atau kesedihan ini? Atau mengatakan kepada diri kita: ini hidup yang menyedihkan, sengsara, sangat buruk, ini hidup yang sangat keras, berat, dan sulit, penghasilan sangat kecil, selalu prihatin, saya hidup di ambang kematian, dan ekspresi serupa yang selalu kita pikirkan dan kita katakan setiap ada orang yang bertanya tentang kabar kita, itu berarti kita tidak ridha kepada Allah, keadilan-Nya, dan pilihan-Nya untuk kita, dan di sisi lain, Allah tidak akan menyukai apa yang kita lakukan tersebut.
Walaupun kita mencoba untuk mengatur waktu dan hidup kita, namun hidup kita akan seperti kapal yang berjuang di tengah gelombang lautan, tidak tahu kemana harus menuju, apa yang akan dihadapi, dan untuk tujuan apa kita pergi. Hidup itu seperti perjalanan pendek di atas kapal, bahaya mengelilingi kita di setiap sisi, dan kapan saja kita bisa dilemparkan dari tujuan kita, maka ketika rencana kita disiapkan dengan baik, kita akan mempunyai jalan ke pantai dengan selamat.


Tetapi bagaimanakah terjadinya realita dan takdir? Hal ini merupakan proses yang sangat sederhana. Yakinlah bahwa apa yang telah ditetapkan untuk kita tidak akan pernah luput dari kita, dan apa yang tidak ditetapkan untuk kita tidak akan pernah menimpa kita. Kita tidak akan meninggalkan dunia ini sebelum kita menghabiskan jatah rezeki dan penghidupan yang Alah karuniakan kepada kita. Dan yakinlah tidak ada seorangpun yang akan mengambil jatah rezeki dan penghidupan kita. Kita merasa ridha terhadap apa saja yang ditimpakan kepada kita dan percaya bahwa ujian apapun dari Allah adalah baik. Dan percayalah bahwa segalanya berada pada kekuasaan Allah. Dia adalah pencipta alam semesta dan di tangan-Nya kekuasaan langit dan bumi. Apapun yang terjadi pada kita adalah atas dasar kehendak, ketetapan, ilmu, dan kebijaksanaan Allah SWT. Jika kita telah mengetahui hal tersebut maka kita akan menyadari bahwa apapun yang terjadi pada kita adalah untuk kebaikan kita, tapi dengan syarat bahwa kita percaya bahwa Allah menguasai alam semesta dan menginginkan kebaikan dan manfaat untuk kita.

Studi Kelayakan Lebih Penting Daripada Aplikasi Praktis
Hal yang sering diabaikan oleh banyak orang dalam mengerjakan suatu proyek yaitu mempelajari proyek tersebut dengan baik. Jika pembelajaran dilakukan lebih baik, lebih menyeluruh, dan lebih akurat, maka hasil praktis yang didapatkan akan lebih sukses. Oleh karena itu, sebelum kita memulai eksperimen “Manajemen Waktu” ini, kita harus tahu tentang manfaat dan hasil yang akan kita capai dan bagaimana semua itu akan merubah banyak hal di sekitar kita. Kita harus merencanakan eksperimen ini dengan baik dan hidup dengan pengelolaan waktu yang baik.

Manfaat Manajemen Waktu
Para psikolog menegaskan bahwa kita harus mengetahui manfaat pekerjaan apapun yang ingin kita lakukan, sehingga akan lebih efektif dan memberikan hasil yang diinginkan. Dari  mempelajari Al-Qur’an, saya menjadi tahu bahwa Allah SWT memberikan kita iming-iming surga. Ketika Dia memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu, selalu disertai dengan manfaat dan balasan yang kita dapatkan dari perbuatan tersebut. Ketika Dia melarang kita melakukan sesuatu, Dia menunjukkan kepada kita aspek negatif dan kerusakan akibat pekerjaan tersebut. Ada banyak ayat tentang  hal ini.
Oleh karena itu, ketika Rasulullah SAW memberitahu kita tentang pentingnya waktu, beliau menggunakan momen paling penting bagi orang mukmin, yaitu saat menemui Sang Pencipta. Beliau berkata: sebelum seseorang meninggalkan pengadilan pada hari kebangkitan, dia akan ditanya empat hal, salah satunya adalah bagaimana dia menghabiskan waktunya. Hubungannya adalah antara menggunakan waktu untuk mencari ridha Allah, masuk surga, dan pertanyaan yang akan dihadapi kita semua. Oleh karena itu kita akan menyebutkan beberapa keuntungan memanfaatkan waktu dan menggunakan setiap detiknya dengan pekerjaan yang bermanfaat.

Manajemen Waktu dan Kebahagiaan
Penelitian modern menunjukkan bahwa orang yang tahu bagaimana memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang menguntungkan dan bermanfaat, akan lebih bahagia dibandingkan dengan orang-orang yang menghabiskan waktu mereka secara sia-sia. Kebahagiaan berhubungan dengan pekerjaan bermanfaat yang kita lakukan. Jika saya ingat kembali saat saya masih kuliah, saya mempunyai banyak waktu, tetapi saya tidak tahu sama sekali bagaimana memanfaatkannya sampai saya mulai menghafal Al-Qur’an. Kemudian saya mendapatkan jalan kebahagiaan dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an mengajari kita bagaimana menggunakan waktu secara maksimal, di setiap saat ada dzikir, ibadah, silaturahim, pekerjaan yang bermanfaat, atau ilmu yang bermanfaaat.
Inilah yang membuat saya merasa sangat bahagia yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Pemanfaatan waktu adalah kunci dari kebahagiaan sejati. Jika kita menginginkan kebahagiaan, mari  belajar cara memanfaatkan waktu dan jangan gantungkan hidup dan waktu kita pada keadaan sekitar seperti perahu yang digulung gelombang, maka akan tenggelam.

Manajemen Waktu Memberikan kita Kepuasan dan Kesuksesan
Kebanyakan orang tidak puas dengan kenyataan hidup mereka karena kurangnya pengetahuan tentang pentingnya waktu. Hal ini menyebabkan banyak gangguan mental pada mereka. Para psikolog menyatakan bahwa kebanyakan penyakit mental dihasilkan oleh ketidakpuasan atas kenyataan yang terjadi. Hal ini menyebabkan masalah psikologis dan juga penyakit fisik. Setelah pengalaman yang cukup lama, saya menemukan bahwa cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan sebagian waktu kita untuk mempelajari, merenungkan, dan mendengarkan Al-Quran.
Merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an beserta maknanya membuat kita menyadari bahwa semua hal yang ada di alam ini berada pada kekuasaan Allah. Tidak ada yang terjadi tanpa seijin-Nya dan tidak ada yang terjadi pada kita tanpa ketentuan, ilmu, dan kebijaksanaan Allah SWT. Hal ini membuat kita bahagia dengan apapun yang terjadi pada kita, dan membuat kita merasakan keterlibatan dan pengetahuan Allah atas apa yang terjadi pada kita. Banyak psikiater tidak melakukan apapun kepada pasien mereka kecuali mendengarkan kegelisahan dan masalah mereka, dan hal ini dengan sendirinya adalah obat pasien penyakit jiwa. Ketika kita tahu bahwa Allah melihat, mendengar, dan tahu apapun yang terjadi pada kita, kita akan merasa puas dengan kenyataan yang ditakdirkan untuk kita.
Hasilnya, menggunakan waktu untuk berdzikir/mengingat Allah memberikan kita kepuasan terhadap kenyataan yang kita hadapi. Hal ini membuat kita merasa bahagia dan meningkatkan energi kita untuk bekerja atau belajar. Dengan demikian, kita telah melangkahkan satu langkah di jalan kesuksesan. Jadi, manajemen waktu yang sukses berarti kesuksesan di sekolah dan pekerjaan.


Seringkali, salah satu dari kita menemukan dua atau beberapa pilihan dan harus membuat keputusan yang benar. Baru-baru ini, para psikolog menyatakan bahwa proses pembuatan keputusan bukanlah hal spontan, tetapi berhubungan dengan banyak interaksi dan kumpulan informasi yang disimpan dalam otak kita. Jadi, jika penggunaan waktu kita lebih baik, otak kita lebih teratur, dan keputusan kita juga lebih baik dan benar.

Manajemen Waktu dan Uang
Pada kebanyakan penelitian, keberhasilan manajemen waktu dilihat dari satu akibat yang dihasilkan yaitu perolehan uang. Kita sebagai muslim tidak menjadikan uang sebagai target atau tujuan, tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, seperti memberikan sedekah kepada fakir miskin, menafkahi keluarga, dan membelanjakan uang untuk mendapatkan ridha Allah. Mencari uang merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan ridha Allah. Oleh karena itu, seorang beriman butuh budaya manajemen waktu agar mampu hidup dalam kecukupan tanpa pemborosan dan kekikiran. Islam adalah agama pertengahan, boros adalah sifat setan, kikir juga sifat setan. Pertengahan adalah cara terbaik yang Allah perintahkan kepada kita untuk diikuti.
Allah telah menghubungkan banyak ayat Al-Qur’an antara kekayaan dan ketakwaan. Hal paling penting tentang ketakwaan adalah menggunakan waktu untuk perbuatan baik. Selain itu, yakin pada Allah dan karunia-Nya dan bahwa Dia menyediakan nafkah penghidupan untuk hamba-Nya. Kita harus percaya pada Allah. Ketika kita menggunakan waktu untuk mengharapkan ridha Allah, maka Allah akan menyediakan segalanya untuk kita. Dia akan menyediakan kekayaan dan penghidupan. Dan karena itu saya katakan bahwa manajemen waktu yang sukses berarti lebih banyak mendapatkan kekayaan dan penghidupan dari Allah.

Keuntungan Tak Berhingga dari Manajemen Waktu yang Efektif
Jika kita ingin menyebutkan keuntungan manajemen waktu yang efektif, maka dibutuhkan penjelasan yang sangat banyak. Tapi cukup dikatakan bahwa manajemen waktu yang baik sesuai Al-Qur’an dan Sunah berarti dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu yang singkat, dapat menyelesaikan banyak persoalan dengan sedikit usaha, lebih tercapainya stabilitas sosial dan psikologis, lebih tercapainya stabilitas emosional dan rasa bahagia, kuat, dan optimistis, menyingkirkan kumpulan hal-hal negatif yang mengganggu energi manusia, menyingkirkan kesedihan, kegelisahan, dan itu berarti kita telah memulai hidup baru yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tetapi sekali kita mengalami pengalaman ini, kita akan menyadari hebatnya membagi dan mengatur waktu.


Di dunia semut, kita bisa dapatkan tipe manajemen waktu terbaik. Seekor semut tidak melewatkan semenitpun berlalu tanpa melakukan sesuatu. Ia bekerjasama dan berkoordinasi dengan anggota kelompok lain. Ia menggunakan waktu dengan cara yang luar biasa yang mungkin tidak dapat dilakukan manusia. Para ilmuwan berpendapat bahwa semut mempunyai sebuah teknik dalam mengatur waktu. Dapatkah kita belajar dari makhluk kecil ini?

Waktu Efektif
Pembagian waktu sangat mempengaruhi segala hal dalam hidup kita setiap harinya. Sehari terdiri dari 24 jam. Waktu tidur kita mencapai 6 jam (lebih baik dibagi menjadi 2 bagian: 4 jam di malam hari dan 2 jam di siang hari). Jadi, berapa yang tersisa dari 24 jam kita? 24 - 6 = 18 jam. Dari 18 jam ini kita harus menguranginya lagi untuk kebutuhan keseharian kita seperti buang air, makan, minum, dan mandi, kira-kira 2 jam. 18 jam – 2 jam = 16 jam yang tersisa untuk kita. Namun, ada hal lain yang harus dilakukan oleh seorang muslim; yang paling utama yaitu sholat, yang merupakan waktu yang mulia dan harus menjadi perhatian utama kita. Kita sekurang-kurangnya butuh 1 jam untuk melaksanakan sholat wajib 5 waktu. Dan yang tersisa untuk kita yaitu 16 – 1 = 15 jam.
Ada rutinitas yang kebanyakan orang harus lakukan, seperti pekerjaan, bisnis, perdagangan, atau belajar di sekolah atau perguruan tinggi, dsb. Waktu yang dibutuhkan untuk hal ini sekitar 8 jam. Kemudian, 7 jam tersisa untuk waktu luang efektif 15 – 8 = 7 jam. Bayangkan kebanyakan waktu dihabiskan untuk kebutuhan dasar manusia, menyisakan hanya 7 jam yang bisa digunakan untuk hal lain. Tetapi kebanyakan dari kita tidak memanfaatkan 7 jam ini!
Waktu sebanyak itu cukup untuk melakukan banyak hal. Pertama dan paling utama yaitu menghafal Al-Qur’an. Tetapi, kebanyakan orang mengatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk melakukan hal tersebut. Hal ini merupakan pekerjaan paling penting dalam hidup seorang beriman, karena hal ini akan banyak merubah hidupnya. Melalui cara yang kreatif, kita akan lihat bahwa orang dapat menggunakan 24 jam secara efektif, bahkan saat tidur!

Menggunakan Waktu Saat Tidur
Salah satu hal unik adalah bahwa otak tetap dalam kondisi beraktivitas, bekerja, dan mengingat serta mengatur memori selama tidur. Namun, tidur juga meningkatkan kemampuan kreativitas manusia. Oleh karena itu, kita seharusnya menggunakan periode ini untuk mendengarkan dan mempelajari kitab suci Al-Qur’an. Tema tentang belajar selama tidur menyita perhatian para ilmuwan akhir-akhir ini. Mereka mencoba untuk memonitor proses yang terjadi pada otak orang yang sedang tidur dan proses yang berpengaruh padanya saat diperdengarkan kata-kata saat ia tidur. Hal ini dilakukan dengan menggunakan Functional Magnetic Resonance Scanning Device (FMRI)  

Menggunakan Waktu Selama Bekerja
Cara untuk sukses yang paling penting adalah mempunyai tujuan. Buat tujuan ini sebagai perhatian berpikir kita sepanjang hari dan bekerja untuk hal tersebut sampai hal tersebut tercapai. Sehingga, waktu bekerja sangat perlu digunakan sebaik-baiknya. Setiap hari banyak orang dapat menyelesaikan banyak hal dalam waktu yang sama. Contohnya, seseorang dapat mendengarkan Al-Qur’an selama ia bekerja, mengemudi, atau saat duduk-duduk. Al-Qur’an selalu menjadi perhatian saya: bagaimana memahaminya, bagaimana menghafalnya, bagaimana belajar tentang hal baru dari Al-Quran setiap hari, dan bagaimana untuk hidup dengan Al-Qur’an setiap saat. Oleh karena itu, saya menemukan berkah di setiap saat. Hal ini diabaikan oleh banyak orang.
Kita dapat menggunakan waktu kita untuk memikirkan tujuan yang ingin kita capai. Bagi saya, tujuan utama saya adalah bagaimana saya menjadi penulis tentang keajaiban ilmiah, sehingga saya menggunakan setiap menit untuk berpikir dan mempertanyakan pertanyaan bagaimana saya bisa meraih tujuan ini, apa yang saya butuhkan untuk itu. Karena bertanya secara terus menerus dan berkat rahmat Allah SWT, saya telah mencapai target ini dalam waktu beberapa tahun.


Bahkan waktu tidur kita dapat digunakan untuk mempelajari hal baru. Saya telah menggunakan metode ini selama bertahun-tahun, dimana saya mendengarkan Al-Qur’an selama saya tidur. Hal ini sangat membantu saya untuk menghafal, dan untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Mendengarkan Al-Qur’an adalah obat untuk banyak penyakit, dengan syarat kita yakin pengobatan Ilahi yang gratis ini. Dan ketika kita menikmati kesehatan yang lebih baik, kita seharusnya dapat melakukan lebih banyak hal dan menggunakan waktu kita dengan cara yang lebih baik.

Menggunakan Waktu yang Hilang
Ada banyak waktu terbuang yang meliputi perjalanan, mengunjungi teman, keluarga, dan pekerjaan sehari-hari. Selain itu, ada waktu yang diluangkan untuk anak, istri, suami, dan orangtua, menonton TV, mendengarkan radio, dan banyak waktu yang terbuang di internet, dll. Waktu-waktu ini harus digunakan. Kita akan belajar bagaimana melakukannya.
Selanjutnya kita akan belajar langkah praktis dalam proses manajemen waktu: bagaimana mencapai penggunaan waktu kita secara optimal, bagaimana mencapai kesuksesan dalam pekerjaan atau belajar, dan bagaimana cara menyelesaikan masalah dalam waktu yang sangat singkat, dan informasi bermanfaat lain serta hal-hal penting yang dibutuhkan oleh setiap orang dalam hidupnya.

Berikut ini merupakan tips-tips singkat tentang waktu:
  1. Anggap waktu sebagai harta karun berharga di tangan kita. Allah telah memberikan kita harta karun ini. Akankah kita menghambur-hamburkannya dengan sia-sia?
  2.  Lupakan masalah apapun yang kita hadapi dan jangan berikan lebih dari satu atau dua menit pikiran kita, dan beralihlah untuk memikirkan hal lain.
  3. Sebelum tidur cobalah pikirkan apa yang harus kita lakukan pada hari berikutnya, setelah bangun tidur, cobalah berpikir tentang apa yang akan kita selesaikan hari ini.
  4.  Lebih banyak berdoa, mohon ampun, dan membaca Al-Qur’an. Hal tersebut akan membuat kita lebih nyaman dan menambah stabilitas hati dan otak, yang membantu kita lebih kreatif dan berpikir lebih baik.
  5. Pikirkan tentang ciptaan Tuhan. Hal ini akan membantu kita berinovasi dan mengambil keputusan yang tepat. Dan dengan demikian, akan menghemat waktu yang kita buang sia-sia untuk keputusan yang salah.
  6.  Jangan tertipu dengan dunia dan segala perhiasannya, kekayaan, dan orang-orang kaya. Contohnya yaitu Qarun, pemilik kekayaan yang kuncinya saja tidak kuat dipikul oleh orang-orang kuat. Tetapi, Qarun ditenggelamkan ke bumi karena kesombongannya. Apa yang ia dapatkan dari ilmu dan kekayaannya ini?
  7.  Jangan merasa bahwa kita gagal. Perasaan ini adalah musuh waktu. Teruslah mencoba maka kita akan berhasil. Selain itu, kita akan mendapat manfaat dari percobaan-percobaan kita.

Saya menyertakan dalam artikel ini situasi besar yang akan dihadapi oleh setiap orang yang durhaka kepada Allah. Bagaimana mereka di saat kematian mereka mengharapkan perpanjangan hidup kembali walau hanya sebentar untuk melakukan kebaikan. Tetapi ini tidak mungkin. Takdir sudah ditetapkan dan mereka tidak akan mendapatkan tambahan waktu sedetikpun.
Allah berfirman, “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh”. Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Munafiqun: 10-11)
Setelah ini, apakah kita akan menghargai waktu kita dan mulai sekarang kita akan memanfaatkan setiap menit waktu kita untuk melakukan apa yang Allah ridhai?


Artikel asli ditulis oleh Abduldaem Al-Kaheel. Tulisan ini merupakan hasil terjemahan saya dari terjemahan bahasa Inggris "Innovative Way to Manage Time (1)" oleh Dr. Issameldin El-Fadni Suliman. Artikel berbahasa Inggris dapat dilihat di sini.

Baca  juga:
Cara Inovatif Mengelola Waktu (3)
Cara Inovatif Mengelola Waktu (4)