Waktu adalah harta yang terabaikan dan kekayaan yang hilang. Kebanyakan orang tidak menyadari pentingnya waktu untuk hidup dan mati mereka. Berikut ini ada beberapa tips kreatif untuk menggunakan waktu dengan cara sebaik-baiknya dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah.
Seperti yang telah saya
katakan, waktu adalah harta di tangan kita yang dapat kita gunakan untuk mencapai
lebih banyak kebahagiaan dan keberhasilan atau kita tinggalkan begitu saja sehingga
kita kehilangan banyak hal. Al-Qur’an telah mengenalkan cara terbaik untuk
mengatur waktu. Seluruh waktu seorang mukmin seharusnya digunakan untuk
pekerjaan yang bermanfaat, tidak ada waktu luang, dan sinilah keagungan dan
keajaiban yang digambarkan Al-Qur’an.
Ada banyak ayat
yang mendorong orang mukmin untuk menggunakan waktunya dan memperingatkan akan
dekatnya kematian, renungkan hal yang digambarkan Al-Qur’an berikut ini. Setiap
orang akan mengalaminya, yaitu kematian: “(Demikianlah keadaan orang-orang
kafir itu), hingga datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata,
“Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan
yang telah aku tinggalkan.“ Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka
dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)
Situasi ini sangat
sulit dan berat, dan kita tidak akan mendapatkan tambahan waktu setelah
kematian kita. Inilah yang membuat seorang mukmin memanfaatkan waktu
sebaik-baiknya. Tidak ada waktu yang terbuang percuma, dan tidak ada waktu
luang “untuk dibunuh”, tidak ada depresi, gangguan pikiran, atau kekhawatiran.
Ia memanfaatkan waktunya untuk ketaatan kepada Sang Pencipta, untuk
mengenal-Nya, dan menggapai ridha-Nya.
Berikut ini
beberapa langkah praktis untuk mengelola waktu dengan baik yang diambil dari
Al-Qur’an dan Sunnah. Sebaiknya kita segera mulai menggunakan langkah-langkah
berikut ini untuk memperbaiki apa yang telah hilang dari kita. Metode
penggunaan ini harus didasarkan pada keyakinan kita pada Allah. Allah
berfirman, “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”(QS. Ali Imran:
159)
Langkah-langkah
praktis dalam manajemen waktu
1. Langkah
paling penting yang harus kita lakukan adalah mengingat bahwa masa hidup kita
di dunia ini terbatas dan sangat pendek. kita harus menggunakan setiap detik
dan menit untuk satu tujuan tertinggi, yaitu menggapai ridha Allah. Semua
perbuatan, pikiran, dan perkataan kita gunakan untuk menyenangkan Allah. Tidak
akan banyak membantu jika apapun yang kita lakukan tidak ditujukan kepada
Allah. Contoh terbaik dalam langkah ini diberikan oleh manusia terbaik,
Muhammad SAW, yang telah mempersembahkan seluruh waktunya untuk Allah. Bukti
dari hal ini yaitu beliau tidak akan marah kecuali kesucian Allah telah dihina,
yang mana sebuah kemarahan untuk Allah dan untuk ridha Allah. Perlu kita
ketahui bahwa semua perbuatan dan perkataan Rasulullah SAW hanya ditujukan
untuk Allah. Oleh karena itu, orang beriman yang mengikuti petunjuk Rasulullah,
maka akan diberi pahala, bahkan saat ia melakukan kesalahan. Buktinya, Rasul
mengatakan kepada kita bahwa orang beriman yang berusaha keras menyelesaikan
sebuah pekerjaan atau masalah dan ia melakukan kesalahan, maka ia akan
mendapatkan satu pahala, tetapi jika ia berhasil, akan mendapatkan dua pahala.
2. Tetapi
bagaimana kita tahu bahwa perbuatan kita untuk Allah. Apalagi jika setiap orang
berkata bahwa mereka bekerja untuk kepentingan Allah, tetapi tindakan mereka
tidak menunjukkannya sama sekali. Saya akan memberikan contoh untuk menjelaskan
masalah yang kompleks ini. Ketika saya mengunjungi beberapa tempat pendakwah,
penulis, dan pengarang di negara-negara Islam, saya menemukan sebagian besar
mereka mencantumkan kata “copyright” dan beberapa dari mereka menegaskan hal
ini dengan menambahkan kata-kata berikut: tidak boleh disalin, diterbitkan
atau…….dalam bentuk video, audio, atau cetakan. Beberapa dari mereka bahkan menulis;
menyalin, mencetak, dan menerbitkan artikel ini dilarang. Hal paling aneh yang
pernah saya lihat yaitu seseorang menulis di CD-ROM: menyalin CD ini berarti
mencuri, Allah akan membalas kita di Akhirat… Mereka berpendapat bahwa mereka
kehilangan banyak uang jika mereka mengijinkan penyalinan pekerjaan mereka.
Saya
mohon ampun kepada Allah untuk kata-kata berikut: Apakah
orang yang bertransaksi dengan Allah akan kalah? Apakah Pencipta Yang Maha Kuasa
yang menciptakan langit dan bumi, yang mencukupkan kebutuhan semut,
burung-burung, dan ikan di kegelapan lautan tidak mampu mencukupi kebutuhan
manusia yang menyebarkan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan ridha Allah? Demi
Allah, bahkan jika penyebaran ilmu pengetahuan ini adalah untuk orang kaya,
maka orang kaya tidak akan mengabaikan usaha ini, akan terbuka dan memberikan
kompensasi atas apa yang telah dilakukan, tetapi Allah mampu memberikan balasan
tersebut secara eksponensial. Inilah perbandingan antara orang miskin dengan
Yang Maha Kuasa. Jadi, bagaimanakah jika Yang Maha Kaya didekati orang mukmin
yang telah menghabiskan segalanya untuk menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat
dan untuk mendapatkan ridha Allah? Tidakkah Allah akan menebusnya sedangkan
Allah Yang Maha Baik?
Saya
telah mengikuti teknik sederhana dalam artikel-artikel saya, yang karena anugerah
Allah maka artikel-artikel tersebut dibuat hanya untuk mendapatkan ridha Allah,
tanpa mencantumkan hak publikasi. Tetapi, saya memohon kepada Allah segala
kebaikan untuk siapa saja yang berkontribusi dalam penyebaran artikel-artikel
tersebut, bahkan jika mereka tidak menyebutkan penulis atau website asal
artikel tersebut diambil. Kita tahu bahwa teknologi saat ini telah membuat
artikel-artikel tersebut menyebar; hal ini membuat saya penasaran berapa besar
jumlah pembaca yang membaca artikel-artikel tersebut. Apakah anda tahu bahwa
kehidupan saya tidaklah berkurang? Alasannya adalah sederhana, bahwa saya bertransaksi
dengan Yang Maha Pemurah, Yang Maha Mencukupi.
Negara barat telah
mengungguli kita karena mereka menghargai waktu, menghadiri penjanjian tepat
waktu, dan memanfaatkan setiap saat dalam kreativitas, penemuan dan pembangunan.
Oleh karena itu, masalah manajemen waktu sangat penting untuk kita sebagai
Muslim, agar perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara kita menjadi lebih
baik. Sehingga kita tidak menunggu yang lain untuk menemukan dan menciptakan
hal baru dan kemudian kita hanya mengambil produk siap pakai mereka tanpa
mencoba atau berusaha. Oleh karena itu, dibanding merekaa, kita lebih membutuhkan
pemanfaatan waktu dengan baik dan mengambil manfaat dari pengalaman dan hasil
penelitian mereka. Tetapi, kita mengambil apa yang cocok dengan Al-Qur’an
karena kita memanfaatkan dunia sebagai jalan menuju akhirat. Sehingga kita bisa
memenangkan dunia dan akhirat, insya Allah.
3. Langkah
ketiga yaitu harus percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atas kemurahan dan
kekuasaan-Nya. Apa saja yang kita bayarkan, lakukan, atau sebarkan untuk
mencari keridhaan Allah akan diganti Allah sepuluh sampai tujuh ratus kali
lipat hingga tak terhingga. Barangsiapa melakukan kebaikan akan diganti sepuluh
kali lipat dan Allah akan melipatgandakan untuk siapapun yang Dia kehendaki.
Allah berfirman, "Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat
balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas
seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan (dizalimi)." [QS. Al-An'am: 160]
Oleh karena itu, mari kita mengerjakan pekerjaan apapun, khususnya
pekerjaan duniawi (yang sering terabaikan dalam hal ini) untuk mencari keridhaan
Allah. Meskipun demikian, pekerjaan apapun yang tidak ditujukan untuk
menyenangkan Allah akan kembali sebagai kesedihan dan penyesalan kepada
pelakunya. Mari kita ingat bahan bakar neraka, mungkin kita terkejut karena
golongan yang pertama masuk neraka adalah orang-orang berilmu dan para pembaca
Al-Quran. Apa salah mereka? Kesalahan yang mungkin sederhana dari pandangan kita
tapi besar di mata Allah. Ilmu mereka digunakan untuk mendapatkan dunia, yang
menyebabkan mereka masuk neraka. Hal ini logis seperti jika seseorang bekerja
bukan untuk tuannya, maka dia tidak layak digaji. Oleh karena itu, Rasulullah
berkata kepada Abu Hurairah, apakah kau tahu siapa yang pertama kali masuk
neraka? Yaitu seseorang yang mempelajari ilmu, membaca Al Quran, dia berkata,
Tuhanku, aku mempelajari ilmu, membaca Al-Quran untukmu. Dikatakan kepadanya;
kamu bohong! Kamu belajar agar dikatakan sebagai orang yang berilmu, dan membaca
Al-Quran agar disebut sebagai pembaca Al-Quran. Dan dikatakan padanya, seret
wajahnya dan buang ke neraka.
Mari pikirkan hal buruk ini. Dan itulah mengapa kita diingatkan
tentang bahaya menggunakan ilmu maupun harta kita untuk selain Allah. Jika kita
belajar, maka biarkan ilmu kita untuk Allah, dan biarkan harta kita jika kita
bekerja untuk Allah. Jika kita bicara, maka carilah kesenangan berbicara dengan
Allah. Jika kita berpikir, jadikan itu untuk Allah. Jika kita mecintai, jadikan
itu untuk Allah. Jika kita membenci, jadikan kebencian kita karena Allah. Jika kita
menjadi bahagia, marah, sedih, bermusuhan atau berteman, semua yang kita
lakukan harus untuk Allah dan ridha-Nya, takut dan berharap kepada-Nya seperti
para Nabi. “Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya,
dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera
dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap
dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada kami.” [QS. Al-Anbiya:
90]
4. Jika
kita melihat kisah Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, apa yang
telah dilakukan sehingga mendapat banyak uang, demi Allah, dia tidak melakukan
lebih dari pekerjaan yang sangat biasa, yang pekerja mana saja yang menggandakan
usaha dan energinya seperti dia, maka ia akan mendapatkannya. Tetapi, bagaimana
ia bisa mendapatkan kekayaan ini? Bahwa Allah memberikan contoh melalui pria
ini bahwa takdir tidak berhubungan dengan usaha, kerja, dan kepenatan, tetapi
semua atas kehendak Allah untuk memberikannya kepada siapa saja yang Dia
kehendaki. Dia memberikannya kepada orang mukmin untuk meningkatkan pahala, dan
Dia memberikannya kepada orang kafir mungkin saja sebagai azab di hari akhirat
nanti.
Nabi Sulaiman diberi kekuasaan besar
yang tidak diberikan kepada siapapun setelahnya. Nabi Muhammad diberikan ilmu,
akhlak mulia, dan kerendahan hati yang tidak diberikan kepada siapapun di dunia
ini. Allah yang telah memberi para hamba yang taat tersebut juga mampu memberi
apa yang kita minta bahkan lebih dari apa yang kita minta. Tetapi, kita
bukanlah satu-satunya yang menentukan hal tersebut. Tetapi Allah memilih waktu
yang tepat dan pertolongan yang tepat. Mengapa? Karena Dia yang paling tahu apa
yang ada pada diri kita, apa yang baik untuk kita, dan Dia-lah yang Maha Tahu kebutuhan
dan keinginan kita.
Dan akhirnya, semoga tips singkat ini jika diaplikasikan akan membawa manfaat dan kebaikan, amin.
- Tak peduli bagaimana kita menggunakan waktu untuk berdzikir/mengingat Allah maka hal tersebut tidak akan mengurangi waktu kita sedikitpun
- Gunakan uang dan waktu untuk Allah yang telah memberikan kita kebebasan untuk menggunakannya. Gunakan kepercayaan yang Allah berikan kepada kita ini dengan sebaik-baiknya.
- Jangan biarkan satu haripun berlalu tanpa belajar sesuatu yang baru dan berguna.
- Jangan biarkan waktu berlalu tanpa mengerjakan sesuatu yang bermanfaat.
- Selalu lihat dunia sebagai tempat sementara dan hanya satu jam dibandingkan hari akhir yang akan memanjang sampai 50.000 tahun. Kita harus mengatur kegiatan kita secara hati-hati selama waktu ini kita akan menuju hidup yang abadi: apakah surga atau neraka. Kita memohon kepada Allah untuk menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mematuhi perintah Tuhan untuk bersegera dalam kebaikan. Allah berfirman, “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Ali ‘Imran: 133-136)
Artikel asli ditulis oleh Abduldaem Al-Kaheel. Tulisan ini merupakan hasil terjemahan saya dari terjemahan bahasa Inggris "Innovative Way to Manage Time (2)" oleh Dr. Issameldin El-Fadni Suliman. Artikel berbahasa Inggris dapat dilihat di sini.
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar