Kamis, 24 April 2014

Cara Inovatif Mengelola Waktu (2)


Waktu adalah harta yang terabaikan dan kekayaan yang hilang. Kebanyakan orang tidak menyadari pentingnya waktu untuk hidup dan mati mereka. Berikut ini ada beberapa tips kreatif untuk menggunakan waktu dengan cara sebaik-baiknya dengan petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah.


Seperti yang telah saya katakan, waktu adalah harta di tangan kita yang dapat kita gunakan untuk mencapai lebih banyak kebahagiaan dan keberhasilan atau kita tinggalkan begitu saja sehingga kita kehilangan banyak hal. Al-Qur’an telah mengenalkan cara terbaik untuk mengatur waktu. Seluruh waktu seorang mukmin seharusnya digunakan untuk pekerjaan yang bermanfaat, tidak ada waktu luang, dan sinilah keagungan dan keajaiban yang digambarkan Al-Qur’an.

Ada banyak ayat yang mendorong orang mukmin untuk menggunakan waktunya dan memperingatkan akan dekatnya kematian, renungkan hal yang digambarkan Al-Qur’an berikut ini. Setiap orang akan mengalaminya, yaitu kematian: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.“ Sekali-kali tidak! Sungguh itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Situasi ini sangat sulit dan berat, dan kita tidak akan mendapatkan tambahan waktu setelah kematian kita. Inilah yang membuat seorang mukmin memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Tidak ada waktu yang terbuang percuma, dan tidak ada waktu luang “untuk dibunuh”, tidak ada depresi, gangguan pikiran, atau kekhawatiran. Ia memanfaatkan waktunya untuk ketaatan kepada Sang Pencipta, untuk mengenal-Nya, dan menggapai ridha-Nya.

Berikut ini beberapa langkah praktis untuk mengelola waktu dengan baik yang diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah. Sebaiknya kita segera mulai menggunakan langkah-langkah berikut ini untuk memperbaiki apa yang telah hilang dari kita. Metode penggunaan ini harus didasarkan pada keyakinan kita pada Allah. Allah berfirman, “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawarah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.”(QS. Ali Imran: 159)

Langkah-langkah praktis dalam manajemen waktu
1.   Langkah paling penting yang harus kita lakukan adalah mengingat bahwa masa hidup kita di dunia ini terbatas dan sangat pendek. kita harus menggunakan setiap detik dan menit untuk satu tujuan tertinggi, yaitu menggapai ridha Allah. Semua perbuatan, pikiran, dan perkataan kita gunakan untuk menyenangkan Allah. Tidak akan banyak membantu jika apapun yang kita lakukan tidak ditujukan kepada Allah. Contoh terbaik dalam langkah ini diberikan oleh manusia terbaik, Muhammad SAW, yang telah mempersembahkan seluruh waktunya untuk Allah. Bukti dari hal ini yaitu beliau tidak akan marah kecuali kesucian Allah telah dihina, yang mana sebuah kemarahan untuk Allah dan untuk ridha Allah. Perlu kita ketahui bahwa semua perbuatan dan perkataan Rasulullah SAW hanya ditujukan untuk Allah. Oleh karena itu, orang beriman yang mengikuti petunjuk Rasulullah, maka akan diberi pahala, bahkan saat ia melakukan kesalahan. Buktinya, Rasul mengatakan kepada kita bahwa orang beriman yang berusaha keras menyelesaikan sebuah pekerjaan atau masalah dan ia melakukan kesalahan, maka ia akan mendapatkan satu pahala, tetapi jika ia berhasil, akan mendapatkan dua pahala.

2.    Tetapi bagaimana kita tahu bahwa perbuatan kita untuk Allah. Apalagi jika setiap orang berkata bahwa mereka bekerja untuk kepentingan Allah, tetapi tindakan mereka tidak menunjukkannya sama sekali. Saya akan memberikan contoh untuk menjelaskan masalah yang kompleks ini. Ketika saya mengunjungi beberapa tempat pendakwah, penulis, dan pengarang di negara-negara Islam, saya menemukan sebagian besar mereka mencantumkan kata “copyright” dan beberapa dari mereka menegaskan hal ini dengan menambahkan kata-kata berikut: tidak boleh disalin, diterbitkan atau…….dalam bentuk video, audio, atau cetakan. Beberapa dari mereka bahkan menulis; menyalin, mencetak, dan menerbitkan artikel ini dilarang. Hal paling aneh yang pernah saya lihat yaitu seseorang menulis di CD-ROM: menyalin CD ini berarti mencuri, Allah akan membalas kita di Akhirat… Mereka berpendapat bahwa mereka kehilangan banyak uang jika mereka mengijinkan penyalinan pekerjaan mereka.

Saya mohon ampun kepada Allah untuk kata-kata berikut: Apakah orang yang bertransaksi dengan Allah akan kalah? Apakah Pencipta Yang Maha Kuasa yang menciptakan langit dan bumi, yang mencukupkan kebutuhan semut, burung-burung, dan ikan di kegelapan lautan tidak mampu mencukupi kebutuhan manusia yang menyebarkan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan ridha Allah? Demi Allah, bahkan jika penyebaran ilmu pengetahuan ini adalah untuk orang kaya, maka orang kaya tidak akan mengabaikan usaha ini, akan terbuka dan memberikan kompensasi atas apa yang telah dilakukan, tetapi Allah mampu memberikan balasan tersebut secara eksponensial. Inilah perbandingan antara orang miskin dengan Yang Maha Kuasa. Jadi, bagaimanakah jika Yang Maha Kaya didekati orang mukmin yang telah menghabiskan segalanya untuk menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat dan untuk mendapatkan ridha Allah? Tidakkah Allah akan menebusnya sedangkan Allah Yang Maha Baik?

Saya telah mengikuti teknik sederhana dalam artikel-artikel saya, yang karena anugerah Allah maka artikel-artikel tersebut dibuat hanya untuk mendapatkan ridha Allah, tanpa mencantumkan hak publikasi. Tetapi, saya memohon kepada Allah segala kebaikan untuk siapa saja yang berkontribusi dalam penyebaran artikel-artikel tersebut, bahkan jika mereka tidak menyebutkan penulis atau website asal artikel tersebut diambil. Kita tahu bahwa teknologi saat ini telah membuat artikel-artikel tersebut menyebar; hal ini membuat saya penasaran berapa besar jumlah pembaca yang membaca artikel-artikel tersebut. Apakah anda tahu bahwa kehidupan saya tidaklah berkurang? Alasannya adalah sederhana, bahwa saya bertransaksi dengan Yang Maha Pemurah, Yang Maha Mencukupi.


Negara barat telah mengungguli kita karena mereka menghargai waktu, menghadiri penjanjian tepat waktu, dan memanfaatkan setiap saat dalam kreativitas, penemuan dan pembangunan. Oleh karena itu, masalah manajemen waktu sangat penting untuk kita sebagai Muslim, agar perkembangan dan kemajuan bangsa dan negara kita menjadi lebih baik. Sehingga kita tidak menunggu yang lain untuk menemukan dan menciptakan hal baru dan kemudian kita hanya mengambil produk siap pakai mereka tanpa mencoba atau berusaha. Oleh karena itu, dibanding merekaa, kita lebih membutuhkan pemanfaatan waktu dengan baik dan mengambil manfaat dari pengalaman dan hasil penelitian mereka. Tetapi, kita mengambil apa yang cocok dengan Al-Qur’an karena kita memanfaatkan dunia sebagai jalan menuju akhirat. Sehingga kita bisa memenangkan dunia dan akhirat, insya Allah.

3.    Langkah ketiga yaitu harus percaya kepada Allah Yang Maha Kuasa atas kemurahan dan kekuasaan-Nya. Apa saja yang kita bayarkan, lakukan, atau sebarkan untuk mencari keridhaan Allah akan diganti Allah sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat hingga tak terhingga. Barangsiapa melakukan kebaikan akan diganti sepuluh kali lipat dan Allah akan melipatgandakan untuk siapapun yang Dia kehendaki. Allah berfirman, "Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan (dizalimi)." [QS. Al-An'am: 160]

Oleh karena itu, mari kita mengerjakan pekerjaan apapun, khususnya pekerjaan duniawi (yang sering terabaikan dalam hal ini) untuk mencari keridhaan Allah. Meskipun demikian, pekerjaan apapun yang tidak ditujukan untuk menyenangkan Allah akan kembali sebagai kesedihan dan penyesalan kepada pelakunya. Mari kita ingat bahan bakar neraka, mungkin kita terkejut karena golongan yang pertama masuk neraka adalah orang-orang berilmu dan para pembaca Al-Quran. Apa salah mereka? Kesalahan yang mungkin sederhana dari pandangan kita tapi besar di mata Allah. Ilmu mereka digunakan untuk mendapatkan dunia, yang menyebabkan mereka masuk neraka. Hal ini logis seperti jika seseorang bekerja bukan untuk tuannya, maka dia tidak layak digaji. Oleh karena itu, Rasulullah berkata kepada Abu Hurairah, apakah kau tahu siapa yang pertama kali masuk neraka? Yaitu seseorang yang mempelajari ilmu, membaca Al Quran, dia berkata, Tuhanku, aku mempelajari ilmu, membaca Al-Quran untukmu. Dikatakan kepadanya; kamu bohong! Kamu belajar agar dikatakan sebagai orang yang berilmu, dan membaca Al-Quran agar disebut sebagai pembaca Al-Quran. Dan dikatakan padanya, seret wajahnya dan buang ke neraka.

Mari pikirkan hal buruk ini. Dan itulah mengapa kita diingatkan tentang bahaya menggunakan ilmu maupun harta kita untuk selain Allah. Jika kita belajar, maka biarkan ilmu kita untuk Allah, dan biarkan harta kita jika kita bekerja untuk Allah. Jika kita bicara, maka carilah kesenangan berbicara dengan Allah. Jika kita berpikir, jadikan itu untuk Allah. Jika kita mecintai, jadikan itu untuk Allah. Jika kita membenci, jadikan kebencian kita karena Allah. Jika kita menjadi bahagia, marah, sedih, bermusuhan atau berteman, semua yang kita lakukan harus untuk Allah dan ridha-Nya, takut dan berharap kepada-Nya seperti para Nabi. “Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada kami.” [QS. Al-Anbiya: 90]

4.    Jika kita melihat kisah Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia, apa yang telah dilakukan sehingga mendapat banyak uang, demi Allah, dia tidak melakukan lebih dari pekerjaan yang sangat biasa, yang pekerja mana saja yang menggandakan usaha dan energinya seperti dia, maka ia akan mendapatkannya. Tetapi, bagaimana ia bisa mendapatkan kekayaan ini? Bahwa Allah memberikan contoh melalui pria ini bahwa takdir tidak berhubungan dengan usaha, kerja, dan kepenatan, tetapi semua atas kehendak Allah untuk memberikannya kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dia memberikannya kepada orang mukmin untuk meningkatkan pahala, dan Dia memberikannya kepada orang kafir mungkin saja sebagai azab di hari akhirat nanti.

Nabi Sulaiman diberi kekuasaan besar yang tidak diberikan kepada siapapun setelahnya. Nabi Muhammad diberikan ilmu, akhlak mulia, dan kerendahan hati yang tidak diberikan kepada siapapun di dunia ini. Allah yang telah memberi para hamba yang taat tersebut juga mampu memberi apa yang kita minta bahkan lebih dari apa yang kita minta. Tetapi, kita bukanlah satu-satunya yang menentukan hal tersebut. Tetapi Allah memilih waktu yang tepat dan pertolongan yang tepat. Mengapa? Karena Dia yang paling tahu apa yang ada pada diri kita, apa yang baik untuk kita, dan Dia-lah yang Maha Tahu kebutuhan dan keinginan kita.

Dan akhirnya, semoga tips singkat ini jika diaplikasikan akan membawa manfaat dan kebaikan, amin.
  • Tak peduli bagaimana kita menggunakan waktu untuk berdzikir/mengingat Allah maka hal tersebut tidak akan mengurangi waktu kita sedikitpun
  •  Gunakan uang dan waktu untuk Allah yang telah memberikan kita kebebasan untuk menggunakannya. Gunakan kepercayaan yang Allah berikan kepada kita ini dengan sebaik-baiknya.
  • Jangan biarkan satu haripun berlalu tanpa belajar sesuatu yang baru dan berguna.
  • Jangan biarkan waktu berlalu tanpa mengerjakan sesuatu yang bermanfaat.
  • Selalu lihat dunia sebagai tempat sementara dan hanya satu jam dibandingkan hari akhir yang akan memanjang sampai 50.000 tahun. Kita harus mengatur kegiatan kita secara hati-hati selama waktu ini kita akan menuju hidup yang abadi: apakah surga atau neraka. Kita memohon kepada Allah untuk menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mematuhi perintah Tuhan untuk bersegera dalam kebaikan. Allah berfirman, “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Ali ‘Imran: 133-136)


Artikel asli ditulis oleh Abduldaem Al-Kaheel.  Tulisan ini merupakan hasil terjemahan saya dari terjemahan bahasa Inggris "Innovative Way to Manage Time (2)" oleh Dr. Issameldin El-Fadni Suliman. Artikel berbahasa Inggris dapat dilihat di sini.

Baca  juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar